Perlintasan kereta api liar yang hanya berjarak 150 meter dari peron Stasiun Rawabuntu, Tangerang Selatan, kerap digunakan pengendara sepeda motor maupun mobil untuk melintas dari dan menuju Stasiun Rawabuntu. Padahal, perlintasan tersebut sangat membahayakan nyawa para pengendara. Di
perlintasan tersebut tidak ada penjaga maupun palang pintu yang menjadi tanda bahwa akan ada kereta yang melintas.
Sejumlah pengendara hanya bergantung klakson kereta yang dibunyikan masinis ketika kereta hendak melintas.
Pantauan Kompas.com di lokasi, Senin (10/12/2018), beberapa pengendara sepeda motor terlihat berhati-hati ketika melintas. Ada beberapa pengendara yang melihat sisi kanan dan kiri rel kereta, ada pula yang sengaja berhenti di pinggir rel untuk memastikan tidak ada kereta yang melintas. Namun, banyak juga pengendara yang melintas tanpa memperhatikan sekeliling. Bahkan beberapa pengendara tetap nekat untuk melintas ketika kereta sudah berjarak sekitar 350 meter dari perlintasan.
Adapun klakson kereta dijadikan penanda bahwa kereta hendak melintas masuk stasiun ataupun meninggalkan stasiun. Namun, ada juga pengemudi nakal yang tidak menghiraukannya.
Salah satu pedagang kopi di yang berjarak lima meter dari perlintasan, Jaya mengatakan, meski terbilang berbahaya, sangat jarang terjadi kecelakaan di perlintasan tersebut. Hal itu dikarenakan dia dan beberapa warga lainnya kerap membantu memberikan tanda berhenti ketika kereta melintas. Namun, beberapa tahun yang lalu, sebuah mobil sempat tersenggol karena berupaya melintas meski kereta sudah berjarak sangat dekat.
Jaya menilai perlintasan tersebut memang membahayakan.
Adapun warga nekat tetap melintas karena akses yang lebih dekat menuju BSD dan ke Stasiun Rawabuntu.
"Ini kan bisa ke BSD, terus ke stasiun juga dekat. Kita bantu juga waktu mau nyebrang. Tapi kan enggak setiap waktu bisa ngebantu," ujar Jaya. KOMPAS.com/DAVID OLIVER PURBA
perlintasan tersebut tidak ada penjaga maupun palang pintu yang menjadi tanda bahwa akan ada kereta yang melintas.
Sejumlah pengendara hanya bergantung klakson kereta yang dibunyikan masinis ketika kereta hendak melintas.
Pantauan Kompas.com di lokasi, Senin (10/12/2018), beberapa pengendara sepeda motor terlihat berhati-hati ketika melintas. Ada beberapa pengendara yang melihat sisi kanan dan kiri rel kereta, ada pula yang sengaja berhenti di pinggir rel untuk memastikan tidak ada kereta yang melintas. Namun, banyak juga pengendara yang melintas tanpa memperhatikan sekeliling. Bahkan beberapa pengendara tetap nekat untuk melintas ketika kereta sudah berjarak sekitar 350 meter dari perlintasan.
Adapun klakson kereta dijadikan penanda bahwa kereta hendak melintas masuk stasiun ataupun meninggalkan stasiun. Namun, ada juga pengemudi nakal yang tidak menghiraukannya.
Salah satu pedagang kopi di yang berjarak lima meter dari perlintasan, Jaya mengatakan, meski terbilang berbahaya, sangat jarang terjadi kecelakaan di perlintasan tersebut. Hal itu dikarenakan dia dan beberapa warga lainnya kerap membantu memberikan tanda berhenti ketika kereta melintas. Namun, beberapa tahun yang lalu, sebuah mobil sempat tersenggol karena berupaya melintas meski kereta sudah berjarak sangat dekat.
Jaya menilai perlintasan tersebut memang membahayakan.
Adapun warga nekat tetap melintas karena akses yang lebih dekat menuju BSD dan ke Stasiun Rawabuntu.
"Ini kan bisa ke BSD, terus ke stasiun juga dekat. Kita bantu juga waktu mau nyebrang. Tapi kan enggak setiap waktu bisa ngebantu," ujar Jaya. KOMPAS.com/DAVID OLIVER PURBA
Warga Nekat Lewati Perlintasan Liar di Rawa Buntu Yang Bahayakan Nyawa | |
6 Likes | 6 Dislikes |
1,000 views views | 104K followers |
News & Politics | Upload TimePublished on 10 Dec 2018 |
Không có nhận xét nào:
Đăng nhận xét